Mengapa saya menjadi pustakawan?

Pertanyaan ini diungkapan Blasius Sudarsono saat mengawali Kuliah Umum APISI – ISIPII tentang Kepustakawanan pada hari Senin, 4 Juli 2011 di Aula PDII LIPI jalan Gatot Subroto, Jakarta. Lebih lanjut, Blasius yang pernah menjabat sebagai Kepala PDII LIPI tahun 1990 – 2001, mengungkapkan arti dan makna kepustakawanan dari pendekatan kebahasaan dan filosofis. Pemahaman tentang kepustakawanan ini dapat dianalogikan sebagai bagian tumbuhan yaitu akar dan puncak. Akar yang mengandung makna fungsi yang tidak tergantikan dan puncak sebagai puncak pertumbuhan dari pustakawan.

Ada empat pilar yang disebutkan Blasius sebagai benih kepustakawanan yaitu 1) panggilan hidup; 2) semangat hidup; 3) pelayanan dan 4) kegiatan professional. Beliau juga menegaskan bahwa unsur professional pustakawan disetarakan dengan kemampuan dan sisi lainnya adalah kemauan.

Ketika ditanya salah satu peserta tentang apa yang membuat Blasius setia menjadi pustakawakan selama 38 tahu, ia menjawab karena kesediaan menjawab YA pada panggilan hidupnya untuk menjalani profesi ini.

Menyambung profesi sebagai pilihannya, Blasius menyebut salah satu tokoh pustakawan Indonesia, Luwarsih Pringgoadisurjo yang memperkenalkan profesi ini padanya. "Kuliah umum kali ini merupakan bentuk tribut saya pada beliau karena hari ini [4 Juli 2011] genap 17 tahun beliau meninggalkan kita semua", ungkap Blasius. Siapa Ibu Luwarsih Pringgoadisurjo bisa dilihat disini.

* Blasius Sudarsono MLS saat membawakan kuliah umum

Salah satu isu yang menurutnya patut menjadi perhatian para pustakawan saat ini adalah Kode Etik Pustakawan yang perlu digarap dengan serius. Berharap kegiatan Kuliah Umum ini terus berlanjut, Blasius menghimbau kaum muda untuk menjadi penggerak agar kegiatan berbagi ilmu ini berkelanjutan.

Blasius tidak memberikan kesimpulan namun kuliah pagi ini ditutupnya dengan pertanyaan: akan menjadi manusia pustakawan seperti apakah aku ini?

Comments